Jurnalisme Investigasi
Definisi jurnalisme investigatif menurut Steve Weinberg adalah
“Reportase melalui inisiatif sendiri dan hasil kerja pribadi, yang
penting bagi pembaca, pemirsa dan pemerhati. Dalam banyak hal, subjek
yang diberitakan menginginkan bahwa perkara yang berada dalam
penyelidikan tetap tidak tersingkap.”
Menurut Greence Roberts, reportase investigatif adalah reportase,
terutama melalui hasil kerja dan inisiatif sendiri, yang artinya penting
yang oleh beberapa pribadi atau organisasi ingin dirahasiakan.
Tiga unsur dasarnya adalah bahwa investigasi itu merupakan kerja
wartawan, bukan laporan investigas yang dilakukan oleh orang lain, bahwa
masalah yang diberitakan melibatkan sesuatu yang sangat penting bagi
pembaca atau pemirsa dan bahwa pihak-pihak lain berusaha menutup-nutupi
masalah ini dari publik.
Dari definisi tersebut jelaslah bahwa para wartawan investigatif tidak
mengikuti agenda orang lain. Mereka sendirilah yang memutuskan apa yang
bernilai untuk diliput, bukan karena seorag pejabat atau seseorang lain
meminta mereka meliput sesuatu.
Unsur lainnya yang membedakan wartawan investigatif adalah adanya
kerahasiaan dalam berita yang akan diliput dan adanya pengelakan
terhadap wartawan yang akan meliput. Menurut kebanyakan wartawan, jika
pejabat yang berwenang tidak menyembunyikan informasi, maka berita yang
diliput bukanlah berita hasil investigasi.
Menurut Roberts, jurnalisme investigatif bukanlah semata-mata untuk
menjebak politisi dalam keadaan yang sangat memalukan atau memfokuskan
perhatian pada kebiadaban akan tetapi menggali kebawah permukaan atau
menyingkap penyimpangan yang ditutup-tutupi, sehingga kita dapat
membantu para pembaca memahami apa yang sedang terjadi di dunia yang
semakin kompleks.
Memilih Sasaran untuk Investigasi. Sebelum beroperasi, wartawan
investigasi harus memilih dulu apa sasaran investigasinya. Beberapa
sasaran selalu pantas diselidiki, termasuk korupsi di pemerintahan,
kualitas pendidikan, dan lain-lain.
Memulai Investigasi. Investigasi dimulai dengan datangnya panggilan
telepon dari seseorang yang memberikan petunjuk tentang adanya suatu
kejanggalan di suatu instansi atau institusi atau di suatu tempat.
Narasumber yang Tidak Bersahabat. Reportase investigatif merupakan kerja
jurnalistik yang paling berisko. Pihak-pihak yang menjadi sasaran
investigasi seringkali melakukan tindakan yang tidak terpuji terhadap
media dan wartawan media yang bersangkutan. Itulah sebabnya, wartawan
yang melakukan kerja jurnalisme investigatif harus siap-siap menerima
resiko. Inilah tantangan bagi para wartawan yang benar-benar ingin
menegakkan integritas profesinya.
Membuat Hipotesis. Hipotesis merupakan teknik berfikir yang paling
penting dalam melakukan investigasi. Fungsi hipotesis yang penting
adalah membantu melihat makna dari suatu objek atau peristiwa. Misalnya,
pikiran yang sudah siap dengan hipotesis-hipotesis tentang evolusi akan
membuat pengamatan-pengamatan berarti yang lebih banyak tentang suatu
ekskursi lapangan daripada pikiran yang tidak siap.
Hipotesis-hipotesis harus digunakan sebagai alat untuk menyingkap
fakta-fakta baru dan bukan sebagai tujuan. Hipotesis dikemukakan disini
karena dua faktor yaitu: Pertama, hipotesis masih merupakan cara
terbaik untuk mencari tahu apa yang terjadi. Kedua, sebuah reportase
investigatif dimulai dan diakhiri dengan suatu anggapan.
Lima Elemen Investigasi, yaitu:
1. Mengungkap kejahatan terhadap kepentingan publik, atau tindakan yang merugikan orang lain.
2. Skala dari kasus yang diungkap cenderung terjadi secara luas atau sistematis (ada kaitan atau benang merah).
3. Menjawab semua pertanyaan penting yang muncul dan memetakan persoalan dengan gamblang.
4. Mendudukan altor-aktor yang terlibat secara lugas, didukung bukti-bukti yang kuat.
5. Publik bisa memahami kompleksitas masalah yang dilaporkan dan bisa membuat keputusan atau perubahan berdasarkan laporan itu.
Tanpa kelima elemen tersebut, sebuah laporan panjang barangkali hanya
bisa disebut sebagai laporan mendalam (in-depth reporting).
Regular News
Laporan yang menceritakan.
Menceritakan apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, bagaimana (5W+IH)
Sebagai informasi (data) bagi publik
In-depth
Laporan yang menjelaskan
Lebih menjelaskan bagaiamana dan mengapa (how and why)
Memberi pengetahua dan pemahaman
Investigative
Laporan yang menunjukkan
Lebih menunjukan apa dan siapa (what and who)
Membeberkan dan meluruskan persoalan dengan bergerak maju ke pertanyaan: bagaimana bisa, sampai sejauh apa, dan siapa saja.
Lima modal dasar dalam investigasi:
1. Kemauan, ketekunan, dan keberanian.
2. Jejaring yang luas.
3. Meningkatkan pengetahuan yang memadai.
4. Keterampilan menyusun dan mengemas laporan.
5. Dukungan institusi media.
Tanpa membeda-bedakan jenis medianya (cetak, radio, televisi),
setelah menentukan topik dan menakar bobot isunya (assessment), maka
garis besar perencanaan dalam sebuah proyek investigasi adalah sebagai
berikut:
• Membentuk tim (multi-spesialisasi).
• Melakukan riset, observasi awal, atau survei.
• Menentukann angle (fokus) dan memutuskan hipotesis.
• Merancang strategi eksekusi (teknik. Logistik, dll)
• Menyiapkan skenario pasca-publikasi.
Tiga Elemen dalam Pelaksanaan atau Eksekusi Investigasi:
1. Tahap: mencari bukti dan mencari kesaksian.
2. Metode: menelusuri dokumen, menelusuri orang.
3. Teknik: undercover, observation, surveillance, embedded, atau immerse.
Lima Unsur dalam Strategi Investigasi:
1. Tahapan yang jelas.
2. Metode yang digunakan.
3. Teknik yang dipakai.
4. Pemilihan sumber daya manusia.
5. Logistic (keuangan, alat, dll).
Unsur-unsur awal yang mempengaruhi minat penonton televisi/pendengar radio:
1. Gambar atau suara yang menarik perhatian.
2. Relevansi berita dengan kehidupan mereka sehari-hari.
3. Pengantar cerita yang memikat.
4. Otoritas presenter atau announcer yang mengantarkan cerita.
Menyusun sebuah laporan investigasi adalah mengajak publik berjalan
melalui rute yang sama dengan yang pernah kita lewati hingga kita
memahami sebuah persoalan
Komentar
Posting Komentar