Makalah Seminar Nasional Oleh Eka Ade Lestari - FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tanggal 27 Oktober 2017
ISLAM, BUDAYA, DAN
MEDIA
Media Islam di Era
Globalisasi Abad ke-21
“Religion Online –
Online Religion”
Oleh: Eka Ade Lestari
A.
Pendahuluan
Pada hakikatnya media adalah segala sesuatu yang merupakan saluran dengan
mana seseorang menyatakan gagasan, isi jiwa atau kesadarannya. Dengan kata lain
media adalah alat untuk menyalurkan gagasan manusia, dalam kehidupan
bermasyarakat. Oleh karena itu peran media sangat penting dalam penyebaran
dakwah untuk kehidupan bermasyarakat yang modern.
Media sendiri dibagi menjadi tiga bentuk. Pertama
media yang menyalurkan ucapan, bunyi, dan suara. Sejak dahulu media ini dikenal
dengan suara kentongan, gendang yang diperdengarkan kepada khalayak. Biasanya
media ini digunakan untuk membangunkan orang yang sedang tidur untuk sahur
ketika bulan ramadhan dan suara adzan untuk menyerukan orang untuk shalat. Lalu
berkembang menjadi telepon dan radio dimana media ini menyampaikan pesan
melalui suara yang disampaikan.
Kedua media yang menyalurkan tulisan yang bisa
ditangkap oleh mata atau visual media.
Media yang masuk dalam kategori ini antara lain prasasti, selebaran, pamflet,
poster, brosur, baliho, spanduk, surat kabar, majalah dan buku. Ketiga media
yang menyalurkan gambar dan suara, semua media ini bisa diterima oleh mata dan
telinga sekaligus. Audio visual yang diperlihatkan memudahkan orang untuk
menerima pesan yang disampaikan. Media yang termasuk dalam bentuk ini adalah
film dan televisi.
Dalam kemajuan ilmu dan teknologi, muncul pula media
baru yang dikenal dengan media interaktif melalui komputer yang disebut dengan
nama internet (international networking).
Internet adalah jaringan dari jaringan komputer di seluruh dunia dan dapat
disebut sebagai kolaborasi teknis antara komputer, telepon dan televisi. Dengan
internet dunia serasa ada digengam cukup dengan satu alat komunikasi yang
dinamakan smartphone.
Semua jenis media tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai media dakwah. Dalam proses pelaksanaan dakwah, media massa memiliki
posisi dan peran yaitu penyampai berbagai pesan dakwah (al khayr, amr maruf, dan nahy munkar) dari pihak-pihak di luar
dirinya, sekaligus sebagai pengirim pesan dakwah yang dibuat oleh para
wartawannya kepada khalayak. Bahkan media massa patut dipakai para dai dan
mubalig untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada khalayak yang besar
jumlahnya dan sekaligus menyerap berbagai informasi yang disiarkan oleh media
massa. Selain itu media massa dapat juga digunakan oleh para wartawan dalam
memproduksi berbagai pesan dakwah (al
khayr, amr maruf, dan nahy munkar).
Media massa (pers, radio, film, dan televisi) dapat
menjadi media dakwah dan menjalankan fungsi dakwah. Selain itu juga ternyata
media massa juga dapat tampil sebagai lawan dakwah, sehingga harus menjadi
sasaran utama dakwah. Artinya dakwah untuk media massa harus juga dilakukan
agar media massa tidak tampil sebagai pembawa kemunkaran bagi masyarakat.
B.
Pembahasan
1.
Awal
Mula Media Online di
Indonesia
Media
terus berkembang seiring perkembangan zaman, media kini terus berkembang pesat
dengan munculnya internet. Awal mula kelahiran media dengan memanfaatkan
internet terjadi pada tahun 1990. Tim Berners Lee menemukan program
editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer
yang lainnya, yang membentuk sebuah jaringan yang disebut World Wide Web
atau yang biasa kita singkat menjadi WWW. Pertumbuhan web sebagai media
online semakin meningkat pesat. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi mengapa web
melonjak tinggi. Pertama, dikarenakan teknologi dan infrastruktur sudah
menyebar dalam jumlah besar di masyakarat khususnya telepon dan komputer.
Kedua, web memiliki multifungsi dan internet juga mempunyai fungsi yang
meluas dan mudah diakses oleh seluruh orang didunia yang sudah memiliki
sambungan internet.
Media
Online atau biasa disebut dengan internet adalah hasil dari persilangan
teknologi komunikasi yang menawarkan kepada pengguna sebagai media yang
berfungsi sebagai alat komunikasi antar manusia atau juga disebut media
interaktif, dimana media memungkinkan partisipati aktif baik penerima maupun
pengirim. Media online bisa menampung berita teks, image, audio dan video.
Berbeda dengan media cetak yang hanya menampilkan teks dan image. “Online”
sendiri merupakan bahasa internet yang berarti informasi dapat diakses dimana
saja dan kapan saja selama ada jaringan internet.
Di
Indonesia, internet bermula pada tahun 1990-an. Pada tahun 1994, jasa layanan
internet kormesil pertama berdiri yaitu Indonet. Kemudian internet mulai
meramaikan publik setelah berdirinya Indonet. Pada 17 agustus 1994, media
pertama yang hadir di internet yaitu Republika Online. Disusul oleh tempo yang
mendirikan tempointeraktif.com. Namun pada 1996 terjadi perselisihan antara
media dan pemerintah sehingga diberhentikan sementara hingga akhirnya kembali booming media online hingga sekarang.
Media
online generasi pertama adalah; Republika, Tempo, Waspada (media harian
sumatera utara), Kompas, dan Detik. Kemunculan Detik.com menjadi awal media online
dikenalkan kembali ditambah detik.com muncul sebagai media onlie otonom, tidak
ada media cetak yang mengindukinya.
Media-media
inilah yang merupakan generasi pertama media online di Indonesia. Isi berita
yang dimuat di situs adalah dengan memidahkan tulisan di media cetak ke
internet, kecuali tempo interaktif karena tidak ada memiliki edisi cetak.
Hingga akhirnya pada akhir 1990-an, dunia dilanda booming .com (dotcom) dan Indonesia tak lepas dari pengaruh
gelombang baru ini. Situs-situs lokal mulai bermunculan satu persatu, termasuk
situs-situs berita.
Hinga
2003, situs-situs berita yang mewarnai tanah air menjadi lebih atraktif.
Seiring perkembangan teknologi internet yang hadir dengan 2.0-nya, situs-situs
tersebut mulai membuka ruang interaksi antar pembaca di situs mereka. Seperti
kolom komentar dan tersedia pula ruang diskusi dalam forum. Partisipasi pembaca
yang diberi ruang lebih luas dalam layanan blogging.
Tidak sampai kini berkembang media online yang dijadikan ruang untuk
mencurahkan pikiran dalam bentuk tulisan seperti Facebook, Twitter, dan
Instagram.
Tahun
2004 menjadi era awal maraknya layanan
internet seperti chatting, lembaga riset media online yang berpusat di Paris, bahkan di
awal maraknya layanan media online, Indonesia langsung menempati posisi kelima dengan jumlah akun
19,5 juta.[1]
2. Dampak Media Online
Media
online memiliki
dampak positif dan dampak negatif, ada banyak manfaat yang didapatkan dari
semua itu antara lain sebagai alat ukur yang efektif dan efisien untuk kepentingan
pemasaran produk dan jasa. Sedangkan peranan-peranan positif media online itu
sendiri adalah sebagai berikut: diskusi dengan jangkauan yang luas, bertukar
informasi, sebagai sarana hiburan, sebagai sarana berkomunikasi, mempererat
pertemanan dengan teman kuliah, menjalin silaturahmi yang sudah lama putus
dengan teman lama atau kerabat lama, mendapat banyak informasi terbaru, mengisi
waktu luang, menambah wawasan, tempat pembelajaran online, membangun hubungan,
serta jangkauan global. Akan tetapi dampak negatifnya pun juga banyak, contohnya antara lain: anak dan remaja
menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata. Tingkat pemahaman bahasa pun menjadi terganggu. Jika
anak terlalu banyak berkomunikasi di dunia maya, maka pengetahuan tentang seluk
beluk berkomunikasi di kehidupan nyata, seperti bahasa tubuh dan nada suara,
menjadi berkurang.akan membuat anak dan remaja lebih mementingkan diri sendiri.
Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan sekitar mereka, karena
kebanyakanmenghabiskan waktu di internet. Hal ini dapat mengakibatkan anak
kurang berempati di dunia nyata. Bagi
anak dan remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di media online. Hal
ini akan membuat mereka semakin sulit membedakan antara berkomunikasi di
situs media online dan dunia nyata. Hal
ini tentunya akan mempengaruhi keterampilan menulis dalam hal tata bahasa dan
ejaan mereka di sekolah, di bangku kuliah, maupun setelah kerja dan berbaur di
masyarakat nanti.
Dari
dampak negatif diatas terutama media online ini mampu mengubah perlahan pola
hidup dan perilaku ini sangat dirasakan dampaknya. Banyak kasus yang muncul,
misalnya pergaulan bebas yang juga muncul adalah dampak negatif dari
nilai-nilai di atas. Persoalan miras, narkoba, dan lain-lain, dikarenakan
sebuah pemujaan terhadap kebebasan pribadi yang tidak lagi mengindahkan
nilai-nilai agama. Sehingga dampaknya ternyata bukan hanya menimpa dirinya
sendiri, tetapi juga terhadap masyarakat dan orang lain di sekitar kita. Oleh
karena itu, nilai-nilai negatif tersebut haruslah dinetralisir dengan
nilai-nilai luhur ajaran Islam yang sangat menekankan keseimbangan kehidupan.
misalkan pada bidang ekonomi, perdagangan, online dan budaya serta politik yang
memberikan dampak multidimensi.
Masyarakat yang yang cenderung jauh dari
ajaran agama, munculnya budaya instan, pergaulan bebas dalam masyarakat,
rusaknya tata bahasa dalam percakapan serta menjadikan masyarakat yang menyukai
hal-hal instan, mulai dari instan dalam keinginan mendapatkan barang sampai
instan dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Hal ini berpengaruh terhadap
kegiatan dakwah yang berlangsung di dalam masyarakat terutama para remaja yang
notabanenya adalah senang dengan teknologi terutama gedget. Sehingga remaja
jaman sekarang banyak yang sibuk bermain dengan media online mereka
dibandingkan ikut mendengarkan kajian ataupun pengajian di majlis ilmu.
Hal tersebut mengakibatkan acara pengajian, pengkajian, diskusi
keagamaan di kampus dan beberapa majlis, dan di masyarakat kurang
diminati dan
terlihat sepi. Anggapan masyarakat tentang pengajian dan dakwah konvensional
pun sudah agak berkurang dikarenakan gandrungnya media, sehingga timbul
permasalahan baru, yaitu sudah cukup efektifkah cara da’i menyebarluaskan pesan
dakwahnya terhadap mad’u dengan cara konvensional di mimbar di era globalisasi
ini atau belum.
3.
Dakwah
Zaman Now
Dakwah mengandung
pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan,
tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam
usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok
agar supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan
serta dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan. Dengan demikian maka esensi
dakwah adalah terletak pada ajakan, dorongan (motivasi), rangsangan serta
bimbingan terhadap orang lain untuk menerima ajaran agama dengan penuh
kesadaran demi untuk keuntungan pribadinya sendiri, bukan untuk kepentingan
juru dakwah atau juru penerang[2]
Dakwah mempunyai
komponen-komponen / unsur-unsur yang selalu ada dalam setiap kegiatan dakwah,
unsur-unsur itu adalah da'i (pelaku dakwah), mad'u (mitra dakwah) maddah
(materi dakwah), wasilah (media dakwah), thariqah (metode) dan atsar (efek
dakwah).[3]
Di zaman yang serba modern ini, perkembangan dunia teknologi
terutama online begitu maju pesat.
Termasuk juga dalam perkembangan budaya yang ada di dunia. Budaya di dunia kini
semuanya mengikuti arus globalisasi yang berlangsung tiada henti dan akan terus
terjadi perubahan budaya yang begitu pesat. Di tengah perkembangan zaman ini,
perubahan akhlak yang ada di umat manusia begitu mengkhawatirkan. Ini karena,
budaya orang barat yang tidak sesuai dengan syariah,
dan budaya – budaya agama lain yang bercampur menjadi satu dalam arus
globalisasi. Untuk itu, kita sebagai umat Muslim harus
membentengi diri kita dan keluarga beserta orang – orang yang terdekat dengan
kita agar budaya – budaya yang kurang sesuai dengan budaya Islami bisa
terhindar dan kita tidak terjerumus kedalamnya.
Untuk itulah
dibutuhkan sebuah dakwah, atau menyebarluaskan pelajaran tentang agama Islam.
Melalui dakwah ini, diharapkan ilmu
pengetahuan tentang Islam tidak hanya dikuasai oleh para pemuka agama Muslim,
tetapi juga seluruh orang yang memeluk agama Muslim di dunia. Dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada sekarang, maka kita akan lebih
mudah lagi karena dibantu untuk berdakwah.
Berikut ini
kita jabarkan sedikit tentang bagaimana cara dakwah Islam di tengah zaman
modern.
1.
Melalui Media Online
Zaman sekarang ini
tidak bisa dipungkiri bahwa media online adalah salah satu dunia maya yang
paling sering dikunjungi oleh milyaran orang di seluruh dunia. Setiap harinya,
satu orang menghabiskan waktunya hampir semuanya hanya untuk meluangkan waktu
mengunjungi online media. Walau hanya sebentar, tetapi selalu dan pasti membuka
online media.
Dengan adanya fakta ini, maka kita
dapat memanfaatkannya untuk hal kebaikan yaitu untuk dakwah. Orang-orang bisa berdakwah melalui media online. Orang-orang zaman sekarang bisa membuat sebuah status singkat tentang
sebuah saran disertai dalil yang mendukung. Atau sebuah link yang
nantinya mengarah ke sebuah blog yang berisi pengetahuan tentang Islam. Bisa
juga melalui sebuah video dan penjelasan sebuah masalah yang sering dihadapi
sekarang ini disertai cara mengatasinya berlandaskan Islam.
2. Melalui Komunitas
Komunitas sekarang ini juga sering
diminati semua orang. Baik kalangan muda, sampai tua. Melalui komunitas, bisa dimanfaatkan untuk diselingi berdakwah singkat yah
membahas satu bab singkat diisertai
dalil dalam Al Quran atau Hadits. Seperti membahas masalah remaja yang sering
pakai narkoba dan disandingkan dengan ajaran sang Rasullullah SAW, dan topik –
topik lainnya yang bisa didiskusikan melalui sebuah komunitas.
3. Melalui Kegiatan Di Lingkungan Tempat Tinggal
Melalui kegiatan di lingkungan
tempat tinggal, seperti kegiatan karang taruna sehingga bisa diadakan sebuah
acara bakti online, kegiatan dakwah anak muda disertai mentor – mentor muda
yang sudah mahir. Kultum, belajar Al Quran selepas maghrib sampai isya’. Begitu
juga dengan ibu – ibu dan bapak – bapak. Seperti yasinan keliling, sholawat,
dan kegiatan positif lainnya.
4. Melalui Media Massa
Media massa juga sekarang ini adalah
salah satu sumber terpercaya dan banyak dilihat oleh semua orang setiap
harinya. Dengan memanfaatkan sebuah media massa, maka pengaruhnya sangat besar
sekali dalam sebuah dakwah. Seperti yang kita lihat di televisi mulai dari
pagi, siang, sore dan malam ada acara dakwah dari salah seorang Da’i terkenal
yang ilmunya juga tinggi tentang Islam, acara ensiklopedia Islam, diskusi
Islam, dan acara kartun atau sinetron Islami yang tentu sangat berdampak sekali
bagi umat Islam yang menontonnya.
5. Melalui Kegiatan Dakwah Akbar
Selain itu, ada satu cara lagi yang
sangat efektif dalam berdakwah kepada umat Islam di seluruh dunia. Yaitu
melalui sebuah pengajian, atau dakwah akbar di suatu tempat. Sebenarnya dakwah
akbar oleh seorang ulama adalah cara tradisional yang dilakukan mulai dari
zaman Islam pertama ada. Namun, sampai sekarang ini juga cara ini masih
efektif. Misalnya saja ada sebuah pengajian atau dakwah Islami di suatu tempat
yang umumnya di masjid besar, atau lapangan berdurasi sekitar satu sampai dua
jam, tentang suatu topik saja. Umumnya, dilakkan sekali seminggu, atau beberapa
kali dalam sebulan.
4. Tantangan
Dakwah Digital Di Era Virtual Online
Sebuah fakta tercatat 3 juta orang perharinya
meraih informasi spiritual melalui internet.[4]
Kemudahan teknologi digital sekarang sudah dipakai untuk kegiatan dakwah pula.
Sudah banyak manusia yang memakai google untuk mencari solusi masalah
pribadinya, hak ini dikarenakan aksesnya yang praktis dan bisa diperoleh dalam
waktu sekejap serta banyak informasi yang didapat. Sebelum ada
internet, televisilah
yang dijadikan sebagai suatu jalan keluar untuk solusi tersebut. Dakwah
digital di era virtual online saat ini bisa
dijadikan suatu tantangan atau bahkan suatu peluang.
Perkiraan beberapa peneliti
pada beberapa dekade menjelaskan di era virtual online, agama akan hilang
tergerus oleh kehidupan hedonisme, akan tetapi penelitian tersebut
terbantahkan dan justru di era virtual online menjadi peluang, bukan terbawa
arus, akan tetapi justru menjadi bagian dari arus tersebut seraya mengendalikan
dan bahkan sampai terbentuk adanya Muslim Cyber Army.
Contoh dakwah di era virtual
online adalah Gerakan Post Islamisme, ceramah ustadz Hanan Attaki, ustadz Abdul
Shomad, mereka berkolaborasi manis dengan praktik-praktik gaya hidup tanpa
meninggalkan esensi dakwah itu sendiri. Sedangka pada zaman dahulu sangatlah
dilarang, tafsir kebenaran agama adalah pemerintah, apa yang pemerintah
bolehkan melalui MUI, maka disiarkan di Televisi Nasional, sebaliknya yang
dilarang.[5]
Hal – hal yang penting untuk
diperhatikan dalam mempraktikkan dakwah melalui media online antara lain:
a.
Dakwah tetap
mempertahankan prinsip dasar:
1)
Transmisi
atau mentransfer pesan dakwah, melakukan inovasi konten dengan menambahkan visual
dan audio visual melalui multimedia. Dalam proses mentransfer pesan ditekankan
beberapa hal seperti: kehalalan konten, kebenaran isi konten, kesopanan isi
konten, penandaan kutipan sebagai hak cipta, menghindari sedikitnya
komersialisasi.
2)
Transformasi
atau melakukan perubahan, bukan hanya mengajak, akan tetapi ikut mengubah.
3)
Internalisasi
nilai
Dampak positif dakwah melalui virtual online atau internet antara lain:
a.
Mampu menembus batas ruang dan waktu dalam
sekejap dengan biaya dan energi yang relatif terjangkau.
b.
Pengguna jasa internet setiap tahunnya meningkat
drastis, ini berarti berpengaruh pula pada jumlah penyerap misi dakwah. Para
pakar dan ulama yang berada dibalik media dakwah via internet bisa lebih
konsentrasi dalam menyikapi setiap wacana dan peristiwa yang menuntut status
hukum syar’i, Dakwah melalui internet telah menjadi salah satu pilihan
masyarakat.
c.
Berbagai situs mereka bebas memilih materi
dakwah yang mereka sukai, dengan demikian pemaksaaan kehendak bisa dihindari.
d.
Cara penyampaian yang variatif telah membuat
dakwah Islamiyah via internet bisa menjangkau segmen yang luas.
e.
Menjangkau
seluruh umat, tidak hanya umat muslim, akan tetapi juga non muslim.
C.
Kesimpulan
Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk
lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan
berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun
secara kelompok agar supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran,
sikap penghayatan serta dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan.
Hal – hal yang penting untuk
diperhatikan dalam mempraktikkan dakwah melalui media online antara lain:
b.
Dakwah tetap
mempertahankan prinsip dasar:
4)
Transmisi
atau mentransfer pesan dakwah, melakukan inovasi konten dengan menambahkan
visual dan audio visual melalui multimedia. Dalam proses mentransfer pesan
ditekankan beberapa hal seperti: kehalalan konten, kebenaran isi konten,
kesopanan isi konten, penandaan kutipan sebagai hak cipta, menghindari
sedikitnya komersialisasi.
5)
Transformasi
atau melakukan perubahan, bukan hanya mengajak, akan tetapi ikut mengubah.
6)
Internalisasi
nilai
Untuk menyebarluaskan pelajaran tentang agama Islam. Melalui dakwah ini, diharapkan ilmu
pengetahuan tentang Islam tidak hanya dikuasai oleh para pemuka agama Muslim,
tetapi juga seluruh orang yang memeluk agama Muslim di dunia. Dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada sekarang, maka kita akan lebih
mudah lagi karena dibantu untuk berdakwah.
[1]Perdana, Deni Putra. Pengaruh Online Media terhadap Generasi Muda
Bangsa Indonesia. Yogyakarta: Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM
Yogyakarta. 2011
[2]Prof. H.M. Arifin, M.Ed, Psikologi Dakwah Suatu
Pengantar Studi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Hal.6.
[3]Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Surabaya: IAIN
Sunan Ampel, 1993), Hal. 3.
[4]
Makalah
disampaikan Mochammad
Fachrurozi, Dosen Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada Kuliah Umum ‘Tantangan Dakwah Digital Di Era Virtual
Online’ Hari Senin Tanggal 09 Oktober 2017
[5]
Makalah
disampaikan Afdal Mangkuraga, Dosen Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada Seminar Nasional ‘Tantangan Dakwah Digital Di Era Virtual Online’ Hari Senin Tanggal
27 Oktober 2017
Komentar
Posting Komentar