USES AND GRATIFICATIONS THEORY

A.    Latar Belakang
Media massa berperan besar dalam memenuhi kebutuhan informasi masyarakat diikuti pula dengan  bermunculannya berbagai jenis media massa. Beragam jenis media yang digunakan masyarakat, televise muncul sebagai media yang paling kontroversial sejak dulu hingga sekarang. Televisi adalah tekhnologi yang menambahkan gambar pada suara radio. Kata televisi memiliki arti program yang disampaikan dengan menggunakan antenna dengan sinyal dari udara. Televisi mampu menyampaikan informasi yang dibutuhkan mauapun yang tidak dibutuhkan kepada pemirsa yang lebih luas dibandingkan dengan media lain. Berbagai pandangan masyarakat terhadap televisi ini dapat dipahami dengan menggunakan pernyataan dalam teori uses and gratifications. Untuk memenuhi kebutuhan pemirsanya, media bukan memberikan informasi, namun media menyediakan informasi yang diharapkan dan dibutuhkan.
B.     Pembahasan
Herbert Blumer dan Elihu Katz adalah orang yang pertama mengenalkan teori ini. Teori uses and gratifications  (kegunaan dan kepuasan) ini dikenalkan pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses on Mass Communications: Current Perspectives on Gratification Rrsearch. Teori uses and gratifications milik Blumber and Katz ini mengatakan bahwa penggunaan media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain penggunaan media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikas. Penggunaan media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik didalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya teori uses and gratifications mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternative untuk memuaskan kebutuhan.
Teori ini jelas merupakan kebalikan dari teori peluru. Dalam teori peluru media sangat aktif dan powerfull, sementara audience berada dipihak yang pasif. Sementara itu dalam teori uses and gratifications ditekankan bahwa audience aktif untuk menentukan media mana yang harus dipilihuntuk memuaskan kebutuhannya. Kalau dalam teori peluru terpaan media akan mengenai audience sebab ia berada dipihak yang pasif, sementara dalam teori uses and gratifications justru sebaliknya.
Teori uses and gratifications lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media massa. Artinya manusia itu mempunyai otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Blumer dan Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Blumer dan Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Sebaliknya mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media. Menurut pendapat teori ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya. Teori ini juga menyatakan bahwa media dapat mempunyai pengaruh jahat dalam kehidupan.
Kita bisa memahami interaksi orang dengan media melalui pemanfaatan mediaoleh orang itu (uses) dan kepuasan yang diperoleh (gratifications). Gratifikasi yang sifatnya umum antara lain pelarian dari rasa khawatir, peredaan rasa kesepian, dukungan emosional, perolehan informasi, dan kontak sosial.
Mengapa pula khalayak aktif memilih media? Alasannya adalah karena masing-masing orang berbeda tingkat pemanfaatan medianya. Televise MetroTV tentu akan lebih banyak dipilih oleh mereka yang ingin mencari kepuasan dalam perolehan informasi dan berita disbanding dari khalayak yang ingin memperoleh suatu pelarian dari rasa khawatir. Orang yang senang di sinetron akan memanfaatkan dan mencari kepuasan pada media yang bisa memberik kebutuhannya daripada media yang lain. Hal ini berarti pemirsa menjadi pihak yang aktif dalam memanfaatkan media massa.[1]
Penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan pemenuhan (gratifications) atas kebutuhan seseorang atau uses and gratifications, salah satu teori dan pendekatan yang sering digunakan dalam komunikasi. Teori dan pendekatan ini tidak mencangkup dan mewakili keseluruhan proses komunikasi, karena sebagian besar perilaku audience hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan (interest) mereka sebagai suatu fenomena mengenai proses penerimaan (pesan media). Pendekatan uses and gratifications ditunjukan untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu atau agregasi individu.
Pendekatan uses and gratifications memberikan alternatif untuk memandang pada hubungan antara isi media dan audience, dan mengkategorikan isi media menurut fungsinya. Meskipun masih diragukan adanya satu atau beberapa model uses and gratifications. Katz menggambarkan logika yang mendasari pendekatan mengenai uses and gratifications: (1) Kondisi social psikologis seseorang akan menyebabkan adanya (2) Kebutuhan, yang menciptakan (3) Harapan-harapan terhadap (4) Media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa kepada (5) Perbedaan pola penggunaan media (atau keterlibatan dalam aktivitas lainnya) yang akhirnya akan menghasilkan (6) Pemenuhan kebutuhan dan (7) Konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya.
Sebagai tambahan bagi elemen-elemen dasar tersebut diatas, pendekatan uses and gratifications sering memasukan unsur motif untuk memuaskan kebutuhan dan alternatif-alternatif fungsional untuk memenuhi kebutuhan.
Karl Erik Rosengren memodifikasi 7 elemen diatas menjadi 11 elemen sebagai berikut: (1) Kebutuhan mendasar tertentu, dalam interaksinyadengan  (2) Berbagai kombinasi antar intra dan ekstra individu, dan juga dengan  (3) Struktur masyarakat, termasuk struktur media, menghasilkan (4) Berbagai pencampuran personal individu, dan  (5) Persepsi mengenai solusi bagi persoalan tersebut, yang menghasilkan (6) Berbagai motif untuk mencari pemenuhan atau penyelesaian persoalan, yang menghasilakan (7) Perbedaan pola knsumsi media, dan (8) Perbedaan pola perilaku lainnya, yang menyebabkan  (9) Perbedaan pola konsumsi, yang dapat mempengaruhi (10) Kombinasi karakteristik intra dan ekstra individu, sekaligus akan mempengaruhi pula  (11) Struktur media dan berbagai struktur politik, kultural, dan ekonomi dalam masyarakat.[2]
Teori penggunaan dan kepuasan atau uses and gratifications theory disebut-sebut sebagai salah satu teori paling popular dalam study komunikasi massa. Teori ini mengajukan gagasan bahwa perbedaan individu menjelaskan audience mencari, menggunakan dan memberikan tanggapan terhadap isi media secara berbeda-beda yang disebabkan berbagai faktor social dan psikologis yang berbeda-beda diantara individu audiensi. Teori penggunaan dan kepuasan memfokuskan perhatian pada audiensi sebagai konsumen media massa, dan bukan pada pesannya yang disampaikan. Teori ini menilai bahwa audiensi dalam menggunakan media berorientasi pada tujuan, bersifat aktif sekaligus diskriminatif. Audiensi dinilai mengetahui kebutuhan mereka dan mengetahui serta bertanggung jawab terhadap pilihan media yang dapat memenuhi kebutuhan mereka tersebut.
Teori penggunaan dan kepuasan menjelaskan mengenai kapan dan bagaimana audiensi sebagai konsumen media menjadi lebih aktif dalam menggunakan media dan akibat atau konsekuensi dari pengguna media itu. Dalam perspektif teori pengguna dan kepuasan audiensi dipandang sebagai partisipan yang aktif dalam proses komunikasi, namun tingkat keaktifan setiap individu tidaklah sama. Penggunaan media didorong oleh adanya kebutuhan dan tujuan yang ditentukan oleh audiensi sendiri. Teori penggunaan kepuasan dan kepuasan menjelaskan mengenai kapan dan bagaimana audiensi sebagai konsumen media menjadi lebih aktif atau kurang aktif dalam menggunakan media dan akibat atau konsekuensi dari pengguna media itu.[3]
Pendekatan uses and gratifications menekankan riset komunikasi massa pada konsumen pesan atau komunikasi dan tidak begitu memperhatikan pesannya. Kajian yang dilakukan dalam ranah uses and gratifications mencoba untuk menjawab pertanyaan “Mengapa orang menggunakan media dan apa yang mereka gunakan untuk media?”.
Disini khalayak diasumsikan sebagai aktif dan diarahkan oleh tujuan. Anggota khalayak dianggap memiliki tanggung jawab sendiri dalam mengadakan pemilihan terhadap media massa untuk mengetahui kebutuhannya, memenuhi kebutuhannya, dan cara memenuhinya. Media massa dianggap sebagai salah satu cara memenuhi kebutuhan individu dan individu boleh memenuhi kebutuhan melalui media massa atau dengan cara lain. Uses and gratifications merupakan gagasan menarik, tetapi pendekatan ini tidak mampu melakukan eksplorasi terhaap berbahai hal secara lebih mendalam.[4]
C.     Contoh Kasus
Teori uses and gratifications mengatakan bahwa individu lebih aktif dalam mencari apa yang diinginkan dalam media sehingga tercapai kepuasan yang diinginkan tersebut contoh kasus yaitu pada acara musik, kita ambil kebutuhan dan kepuasan penonton salah satunya dengan menonton acara musik Break Out yang sebagian besar disukai oleh para remaja antara remaja pria dan wanita. Para remaja lebih ingin menonton dan mencari kepuasan dengan musik terupdate melewati tayangan acara musik Break Out di Net TV ketimbang melalui acara lain yang sama seperti acara Break Out tersebut. Selain itu musik yang ditayangkan tersebut merupakan musik terupdate dari lagu-lagu barat dan juga para pembawa acaranya tidak banyak berbincang dan banyak berguyon seperti acara musik lainnya. Dari contoh tersebut bisa kita lihat kebutuhan masyarakat dalam mengkonsumsi media menurut teori uses and gratifications. Pengguna teori ini bisa dilihat dalam kasus selektivitas music personal. Kita menyeleksi musik tidak hanya karena cocok dengan lagunya, tetapi juga untuk motif-motif yang lain, misalnya untuk gengsi diri, kepuasan batin, dan sekedar hiburan.
D.    Kesimpulan
Uses and gratifications (kegunaan dan kepuasan) adalah sekelompok orang atau orang itu sendiri dianggap aktif menggunakan media sebagai cara untuk memenuhi kebutuhannya.
Menurut Blumber and Katz mengatakan bahwa penggunaan media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain penggunaan media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikas. Penggunaan media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik didalam usaha memenuhi kebutuhannya.
Kebutuhan khalayak yang berkaitan dengan media yaitu meliputi kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kepribadian secaraintegratif, kebutuhan social secara integrative dan kebutuhan pelepasan ketegangan.



[1] Nurdin, Pengantar Komunikasi Massa,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada), hlm.191
[2] Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta:  Kencana Prenada Media Group), hlm.286
[3] Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP), hlm.101
[4] Suryanto, M.Si, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Bandung: Pustaka Setia), hlm. 282

Komentar